MEMBAKAR SAYAP

: evita’ hbs 01


aku tak mau lagi kata manismu pisau yang menikam
karena sejak dulu lagi kata yang kita bariskan dilembar ini telah mati
seperti daun luruh kebumi ia lurus saja
: takdir yang berkata lain

waktu kita membakar sayap yang tersisa separo, tidak bergandeng lagi
kita mengangkasa di langit sama karena telah lama lagi kita memadamkan cahaya
menerangi pena yang bermanja malam ini diranjang lalu kehabisan tinta ketika kita hendak menulis lagi.
lalu kita mengumpulkan tulangtulang berserakan
menjadi aksara tanda abadi dari puisi murahan yang kita kekalkan disini
kala bulan dalam kesendirian terlalu abadi untuk diusik
: adalah aku dipuncak sama. sekejab saja


Pontianak, 23 Maret 2002